Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

Pekerja Bali Dikira Maling Oleh Bule Hingga Dihakimi Warga, Ini Yang Sebenarnya Terjadi

Beberapa waktu yang lalu Viral dua orang pekerja asal Bali dipukuli massa yang diduga mencuri uang milik warga negara asing.

Berikuit ini klarifikasi dari akun facebook Eris Riswandi:


KARENA SALAH FAHAM, 2 ORANG INI DI AMUK MASA.

Hati hati guys kalau ada kejadian tolong di kros cek dulu jangan asal main hakim sendiri padahal kita gak tau permasalahan nya.

Kronologis: 2 orang pekerja (WNI) di Bali ini di transfer sejumlah uang gajian, mereka mengambil uang tersebut di ATM. Singkat cerita di dalam ATM ini ada bule perempuan bolak balik ATM, mungkin di kira dia udah melakukan penarikan tunai, padahal BELUM.

Si 2 pekerja ini ngambil uang 2 juta di dalam mesin ATM, lalu si bule perempuan ini tiba tiba masuk entah pakai bahasa apa dia mengira uang 2 juta ini milik dia, dia menarik uang tersebut dan spontan para pekerja ini mempertahankan uang tersebut lha wong ini duit mereka kok.

Si bule yang merasa uang dia di ambil 2 juta tersebut berteriak dan masa yang terprovokasi tiba tiba memukul 2 orang WNI ini.

Polisi kemudian datang ke lokasi dan mengamankan 2 WNI dan berserta si bule tersebut. Setelah di interogasi dan di lakukan pengecekan saldo, ternyata uang si bule ini GAK ADA YANG BERKURANG.. Dia mungkin halu berasa ngambil duit padahal enggak. Dan sudah di buktikan bahwa uang 2 juta tersebut memang milik 2 WNI tersebut.

Setelah itu si bule memberikan kompensasi 400rb rupiah untuk 2 pekerja ini dan kasusnya pun kelar, padahal 2 pekerja ini harus terbaring karena banyak benjolan disana sini. Harusnya si bule bertanggung jawab atas biaya RS nya donk.

Berikut video saat kejadian dan KLARIFIKASI dari bule tersebut, dia meminta maaf atas kesalah fahaman tersebut dan mengakui bahwa kedua pekerja tersebut TIDAK mencuri uangnya.

TOLONG di SHARE ya soalnya kemarin ada video viral menyebutkan bahwa 2 orang WNI ini mencopet uang bule, padahal kan enggak, biar yang lain tau kebenaran nya.

Text and caption: Eris Riswandi.